Sukses

Health

5 Alasan Harus Waspada terhadap Paparan Blue Light yang Bisa Merusak Kulit

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, selama ini kita mengenal matahari sebagai musuh utama kesehatan kulit. Kita tahu betul pentingnya sunscreen dan cara melindungi kulit dari paparan sinar UV. Tapi bagaimana dengan paparan blue light? Apakah ia hanya sesederhana cahaya dari layar gadget yang bikin mata lelah? No, no, no! Faktanya tidak sesimpel itu.

Blue light atau high-energy visible light (HEV) memang tidak terasa panas seperti sinar matahari. Tapi di balik cahayanya yang tampak aman tersebut, blue light dapat menembus kulit lebih dalam dibandingkan sinar UVB, bahkan mendekati level penetrasi UVA. Artinya, paparan jangka panjang dari layar gadget bisa mempercepat penuaan dini hingga merusak struktur kulit, bahkan saat kamu berada di dalam rumah. Penasaran apa saja bahaya lainnya? Yuk, kita simak bersama!

1. Mempercepat Munculnya Tanda Penuaan Dini

Kamu mungkin rajin menggunakan sunscreen saat ke luar rumah, tapi lupa kalau di depan laptop pun kulit tetap harus 'bekerja keras'. Paparan blue light dapat memicu stres oksidatif pada kulit, sehingga tubuh menghasilkan lebih banyak radikal bebas. Akibatnya, garis halus, keriput, dan kulit kusam bisa muncul lebih cepat dari yang kamu bayangkan.

2. Memicu Hiperpigmentasi dan Flek Hitam

Bagi kamu yang memiliki masalah flek hitam, paparan blue light dalam jangka panjang bisa memperburuk hiperpigmentasimu. Jadi, kalau kamu merasa kulitmu jadi tampak lebih kusam atau warna kulit tidak merata padahal tidak banyak terpapar matahari, bisa jadi ini efek dari terlalu lama menatap layar gadget.

3. Mengganggu Siklus Regenerasi Kulit

Kulit punya ritmenya sendiri dalam memperbaiki dan meregenerasi sel-sel yang rusak. Tapi terlalu sering terpapar blue light, terutama di malam hari, dapat mengganggu proses alami ini. 

Blue light dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang juga berperan dalam proses penyembuhan kulit saat kita tidur, sehingga membuat kulit jadi lebih rentan iritasi, muncul jerawat, bahkan terlihat lelah meskipun kamu sudah cukup tidur.

4. Meningkatkan Risiko Kulit Terpapar Radikal Bebas

Meskipun tampak tidak berbahaya, blue light termasuk ke dalam spektrum high-energy visible light (HEV) yang menghasilkan radikal bebas di permukaan kulit. 

Dalam jangka panjang, ini bisa menurunkan kualitas skin barrier dan membuat kulit lebih mudah mengalami peradangan, dehidrasi, hingga iritasi. Ini bisa jadi salah satu faktor penyebab mengapa kulit kamu bisa tetap bermasalah meskipun sudah menggunakan skincare secara rutin.

5. Terjadi Setiap Hari, Bahkan Saat Kamu di Rumah

Inilah yang membuat paparan blue light lebih tricky dibanding sinar UV. Kalau sinar matahari bisa dihindari dengan berteduh atau memakai sunscreen, paparan blue light jauh lebih konstan. 

Mulai dari scrolling media sosial, membaca berita, hingga kerja remote di depan laptop, semua aktivitas ini tanpa disadari menyumbang paparan HEV yang signifikan ke kulit.

Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?

Kabar baiknya, kamu tidak harus langsung berhenti dari dunia digital. Beberapa langkah kecil ini bisa membantu meminimalkan risiko dari blue light:

  • Gunakan sunscreen yang mengandung iron oxide atau zinc oxide, untuk menangkal efek negatif blue light.
  • Pilih skincare yang kaya antioksidan, seperti vitamin C atau niacinamide, untuk menangkal radikal bebas.
  • Aktifkan mode baca atau blue light filter di gadget kamu.
  • Kurangi screen time saat malam hari secara berkala.

Sahabat Fimela, paparan blue light memang tidak terasa langsung, tapi efeknya bisa bertumpuk dan membekas dalam jangka panjang. Jadi yuk, mulai lebih waspada dari sekarang dan berikan perlindungan ekstra untuk kulitmu!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading
OSZAR »