Sukses

Beauty

Tanda Oksidasi Skincare yang Nggak Boleh Diabaikan, Ternyata Ini Efeknya untuk Kulit

Fimela.com, Jakarta Pernah menemukan serum wajah yang awalnya bening berubah jadi kuning kecokelatan? Atau produk skincare favoritmu tiba-tiba berbau tengik dan teksturnya menggumpal? Jika iya, bisa jadi hal tersebut merupakan tanda oksidasi skincare. Meski terdengar sepele, oksidasi dalam skincare dapat menurunkan efektivitas produk dan bahkan menimbulkan risiko bagi kesehatan kulitmu.

Menurut Sarah Chapman yang dikenal sebagai founder produk kecantikan asal London, Skinesis, menyebutkan bahwa oksidasi adalah proses alami yang penting dan terus berlangsung di alam. Setiap sel hidup membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi dan membentuk protein. Namun, jika terjadi pada produk skincare yng digunakan, bisa membuat produk kehilangan fungsinya.

Inilah pentingnya mengenali tanda oksidasi skincare dan efeknya pada kulit demi perawatan wajah yang maksimal. Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini, Saabat Fimela!

Apa Itu Oksidasi pada Skincare?

Oksidasi adalah reaksi kimia yang terjadi ketika suatu zat kehilangan elektron akibat paparan oksigen, cahaya, panas, atau logam tertentu. Dalam skincare, reaksi ini menyebabkan komponen aktif mengalami degradasi, sehingga efektivitasnya berkurang, bahkan bisa berubah menjadi zat yang merusak kulit.

Contoh paling umum adalah vitamin C (ascorbic acid), bahan aktif yang dikenal sebagai antioksidan kuat namun sangat tidak stabil. Menurut jurnal yang dipublikasikan oleh National Institutes of Health (NIH), ascorbic acid dapat dengan mudah teroksidasi menjadi dehydroascorbic acid (DHA) yang tidak stabil, terutama ketika terkena cahaya dan udara.

Mengapa Skincare Bisa Mengalami Oksidasi?

Skincare dapat mengalami oksidasi karena beberapa faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kestabilan formulanya. Berikut penyebab umumnya:

- Paparan udara (oksigen): Produk yang sering terbuka atau tidak memiliki sistem pengemasan tertutup lebih cepat rusak karena paparan oksigen mempercepat proses oksidasi.

- Cahaya dan suhu panas: Banyak bahan aktif tidak tahan terhadap sinar UV atau suhu tinggi. Studi menunjukkan bahwa paparan sinar matahari langsung mempercepat degradasi vitamin C.

- pH produk: Bahan seperti vitamin C stabil di pH rendah (sekitar 3.5). Bila pH produk terlalu tinggi, laju oksidasinya meningkat.

- Kontaminasi logam atau air: Skincare yang sering dicolek dengan tangan atau terkena air berisiko terkontaminasi mikroba atau logam berat dari luar yang mempercepat degradasi.

Tanda Oksidasi Skincare yang Perlu Diwaspadai

Mendeteksi tanda oksidasi skincare sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit serta menghindari efek samping dari produk yang sudah rusak. Berikut adalah tanda-tanda umum oksidasi skincare yang perlu diperhatikan:

1. Perubahan Warna yang Tidak Biasa

Salah satu indikator paling mudah dikenali adalah perubahan warna pada produk. Misalnya, serum vitamin C yang awalnya bening atau kuning pucat dapat berubah menjadi cokelat keoranyean. Warna ini muncul akibat reaksi kimia antara ascorbic acid dan oksigen, menghasilkan dehydroascorbic acid yang kurang stabil.

Perubahan warna ini juga bisa terjadi pada produk retinol, yang akan berubah dari kuning muda menjadi jingga gelap, atau minyak botanical yang menjadi lebih keruh. Warna yang berubah drastis menandakan bahwa zat aktif dalam produk sudah terurai dan tidak lagi memberikan manfaat optimal bagi kulit.

2. Aroma Aneh atau Bau Tengik

Tanda oksidasi skincare seringkali mengeluarkan aroma yang berbeda dari biasanya. Misalnya, facial oil yang sudah tengik akan mengeluarkan bau seperti minyak goreng basi. Hal ini terjadi karena lemak tidak jenuh dalam minyak mengalami reaksi oksidatif dan menghasilkan aldehida serta keton berbau menyengat.

Bau logam, asam menyengat, atau bau seperti karat pada serum juga merupakan tanda umum oksidasi, khususnya pada produk yang mengandung zat besi, tembaga, atau vitamin C. Bahkan meski tidak terlihat perubahan warna, perubahan bau adalah sinyal penting bahwa komposisi kimia produk telah berubah.

3. Perubahan Tekstur dan Konsistensi

Perubahan tekstur juga menjadi salah satu tanda oksidasi skincare yang wajib diketahui. Contohnya, serum yang tadinya ringan dan mudah menyerap bisa menjadi lengket, menggumpal, atau seperti mengering di bagian leher botol. Emulsi seperti moisturizer bisa pecah menjadi dua lapisan berupa air dan minyak, karena struktur emulsinya rusak.

Pada essence atau toner, kamu mungkin melihat endapan atau kekeruhan yang tidak biasa. Ini menandakan ketidakstabilan formula yang bisa berasal dari bahan aktif yang terdegradasi atau kontaminasi karena penyimpanan yang buruk.

4. Reaksi Negatif Saat Pemakaian

Kadang, tanda oksidasi skincare tidak langsung terlihat dari kemasan atau isi produk, melainkan baru terasa setelah digunakan. Kulit yang biasanya nyaman menggunakan produk tertentu bisa tiba-tiba mengalami reaksi seperti:

- Sensasi terbakar atau perih, terutama pada area sensitif.

- Kulit menjadi kemerahan atau gatal.

- Muncul bruntusan atau breakout ringan hingga sedang.

Hal ini bisa terjadi karena produk yang telah teroksidasi mengandung zat yang lebih iritatif atau bahkan sudah terkontaminasi. Terutama pada produk yang mengandung air atau bahan alami tanpa pengawet, mikroorganisme bisa tumbuh dan mempercepat degradasi bahan aktif.

Jenis Skincare yang Mudah Teroksidasi

Selain mengenali tanda oksidasi skincare, penting juga mengenali jenis produk apa saja yang lebih rentan mengalami perubahan tersebut. Tidak semua produk perawatan kulit memiliki tingkat kestabilan yang sama terhadap udara dan cahaya. Beberapa jenis skincare lebih rentan mengalami oksidasi karena kandungan aktifnya mudah bereaksi dengan oksigen.

1. Serum Vitamin C

Serum vitamin C adalah salah satu produk yang paling rentan terhadap oksidasi. Kandungan ascorbic acid atau turunannya sangat mudah bereaksi dengan oksigen dan cahaya, sehingga dapat berubah warna dari bening atau kuning pucat menjadi kecokelatan. Saat sudah teroksidasi, efektivitas vitamin C dalam mencerahkan kulit dan merangsang kolagen menurun drastis.

2. Retinol dan Retinoid

Retinol dan turunannya juga sangat sensitif terhadap paparan udara, cahaya, dan panas. Produk yang mengandung retinoid akan kehilangan potensi manfaatnya ketika terpapar oksigen terlalu lama, serta dapat berubah warna menjadi jingga tua atau kekuningan sebagai tanda degradasi bahan aktif.

3. Facial Oil dan Oil-Based Serum

Face oil dan serum berbahan dasar minyak rentan mengalami oksidasi, terutama jika mengandung minyak esensial atau carrier oil yang tidak stabil. Proses oksidasi akan menyebabkan produk berbau tengik, teksturnya berubah menjadi lebih kental atau keruh, dan warnanya bisa menggelap.

4. Produk Mengandung AHA/BHA

Produk dengan kandungan asam seperti AHA (alpha hydroxy acid) dan BHA (beta hydroxy acid) juga bisa mengalami oksidasi, meskipun dalam tingkat yang lebih lambat dibanding vitamin C atau retinol. Jika tidak disimpan dengan benar, formula bisa menjadi tidak stabil, mengurangi keefektifan eksfoliasi, dan berpotensi mengiritasi kulit. Paparan udara dan suhu tinggi dapat mempercepat degradasi bahan aktif dalam AHA/BHA, terutama jika produk dikemas dalam wadah terbuka seperti jar atau botol dengan tutup ulir.

5. Produk Natural atau Tanpa Pengawet Sintetis

Skincare alami yang tidak mengandung pengawet sintetis memiliki umur simpan yang lebih pendek dan sangat rentan terhadap oksidasi serta kontaminasi mikroba. Kandungan seperti ekstrak tanaman, minyak alami, atau air bunga dapat mengalami degradasi cepat jika tidak dikemas secara tepat.

Karena tidak dilindungi oleh pengawet kimia, produk-produk ini sebaiknya digunakan dalam waktu singkat setelah dibuka dan disimpan di tempat yang benar-benar kering dan sejuk. Jika kamu melihat perubahan aroma, warna, atau tekstur pada produk natural, sebaiknya hentikan pemakaian karena itu bisa menjadi tanda oksidasi skincare atau pertumbuhan mikroorganisme.

Apakah Skincare yang Teroksidasi Aman Digunakan?

Menggunakan skincare yang sudah teroksidasi tidak hanya tidak efektif, tetapi bisa menyebabkan iritasi atau breakout. Produk yang telah rusak bisa mengandung senyawa baru yang berbeda dari formula awalnya.

Dikutip dari Journal of Cosmetic Dermatology (2019), skincare yang mengalami oksidasi seperti serum vitamin C yang sudah terdegradasi sudah tidak lagi memiliki kandungan antioksidan yang dibutuhkan. Hal ini bisa menyebabkan kulit iritasi hingga merusak tekstur kulit.

Untuk skincare berbahan aktif, sangat tidak disarankan menggunakan produk yang sudah berubah warna, bau, atau tekstur secara signifikan. Lebih baik buang daripada mempertaruhkan kesehatan kulit.

Cara Mencegah Oksidasi Skincare

Demi menjaga skincare tetap awet dan aman digunakan hingga masa kedaluwarsanya, kamu bisa menerapkan tips berikut:

- Gunakan kemasan kedap udara (airless pump) untuk meminimalkan kontak dengan oksigen.

- Simpan di tempat sejuk dan gelap, jauh dari jendela atau kamar mandi yang lembap.

- Tutup rapat setelah digunakan, hindari membiarkan produk terbuka terlalu lama.

- Gunakan spatula atau dropper, bukan mencolek langsung dengan jari.

Menurut riset dari VELP Scientifica, penyimpanan dalam suhu tinggi dapat mempercepat reaksi oksidasi dalam produk kosmetik hingga 2-3 kali lipat.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Skincare Terlanjur Teroksidasi?

Mulai curiga kalau produk skincare yang digunakan sudah mengalami oksidasi? Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

- Cek tanggal kedaluwarsa dan PAO (Period After Opening).

- Lihat fisik produk: perubahan warna, bau, dan tekstur adalah tanda utama

- Jika berubah drastis, lebih baik dihentikan penggunaannya.

- Jangan campur dengan produk lain untuk ‘menyelamatkan’ karena bisa memperparah iritasi.

Mengenali tanda oksidasi skincare bukan hanya langkah cerdas dalam merawat kulit, tapi juga tindakan preventif agar terhindar dari efek samping yang merugikan. Skincare yang teroksidasi sudah kehilangan fungsinya, bahkan bisa berbalik membahayakan kulitmu.

Jaga selalu kualitas produk dengan penyimpanan yang benar dan pilih produk dengan kemasan serta formula yang lebih stabil. Karena kulitmu berhak mendapatkan perlindungan terbaik dari skincare yang masih ‘hidup’ dan aktif secara ilmiah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading
OSZAR »